i'm in process to be success

i'm in process to be success

Sabtu, 03 November 2012

Quote

" Kecurigaan itu pasti ada sebabnya bahkan untuk sesuatu yang belum terjadi." - From Bandung With Love

Quote

" Cowok emang gatel, tapi banyak kok Cewek yang mau ngegarukin."  - From Bandung With Love

Jumat, 02 November 2012

Bila Engkau - Flanella

Judul posting aku yang ini tuh judul lagunya Flanela, aku suka sama lirik plus lagunya....

Sebenernya lagu ini pas buat cowok yang mau nembak cewek. Lagu ini udah sempet bikin aku deg-degan dan sukses buat pipi aku merah di depan cowok yang aku suka hihihi...

cekidot  nih liriknya :

                             Saat indah dalam hidupku
                             Saat aku bertemu denganmu
                             Kau anugerah yang tercipta begitu nyata

                             Kau tercantik dalam hatiku
                             Walaupun orang tak berkata begitu
                             Ku ingin kau disampingku selamanya

                             Reff : Bila engkau menerima cintaku
                                      Aku akan setia kepada mu
                                      Karna dirimu yang selama ini ku cari

                                             Bila engkau menerima cintaku
                                             Aku akan slalu jujur untukmu
                                             Karna dirimu yang selama ini dihati

                             Kata cinta yang ku miliki
                             Ingin memberi semua yang terbaik
                             Berharap ku tak berlebih di hatimu

                            Kau tercantik dalam hatiku
                            Walaupun orang tak berkata begitu
                            Ku ingin kau di sampingku selamanya

                            Reff : Bila engkau menerima cinta ku
                                     Aku akan setia kepada mu
                                     Karena dirimu yang selama ini ku cari

                                           Bila engkau menerima cinta ku
                                           Aku akan selalu jujur untuk mu
                                           Karena dirimu yang slama ini di hati

Kerenkan liriknya ? nih kalau mau download lagunya bisa klik di http://kumpulanmp3-pophits.blogspot.com/2008/11/koleksi-lagu-flanella.html

Senin, 22 Oktober 2012

Kickfest

13 Oktober 2012

With Meisa, Oga, Sasz, Indri, Rima, Uci, and Uchan :D









Sabtu, 13 Oktober 2012

Jumat, 12 Oktober 2012

ANALISIS NOVEL UNGU VIOLET KARYA MIRANDA



A.      PENDAHULUAN

Apresiasi adalah kegiatan menggauli karya sastra secara sungguh-sungguh sehingga tumbuh pengertian, penghargaan, kepekaan, pikiran kritis, dan kepekaan perasaan yang baik terhadap karya sastra (Effendi, 2002). Apresiasi berfungsi untuk mempererat hubungan pembaca dan karya sastra.

Apresiasi mempunyai tiga tingkatan, tingkat pertama adalah pembaca mengalami pengalaman yang tertuang dalam karya sastra. Tingkat kedua adalah pembaca dapat mencermati karya sastra sebagai bangunan utuh yang di dalamnya terdiri atas paduan unsur-unsur. Tigkat ketiga adalah pembaca dapat menyadari ada kaitan antara karya sastra dengan aspek-aspek diluarnya baik aspek sosial, budaya, dan religi.

Penulis memilih Novel “Ungu Violet” karya Miranda karena Novel Ungu Violet terbit pada tahun 2000an sesuai dengan yang ditugaskan kepada kami, selain itu penulis memilih untuk menganalisis dan mengapresiasi novel tersebut karena novel tersebut bertema tentang percintaan yang mudah dipahami oleh penulis. Selain itu, sesuai dengan tahun terbit, cerita Novel ini sudah modern dengan menggunakan bahasa yang mudah untuk dimengerti.
Selain itu, penulis memilih mengapresiasi novel “Ungu Violet” karena sebelumnya Ungu Violet adalah sebuah judul film yang sangat laris pada tahun 2000an, karena kelarisannya maka Miranda mengangkat cerita film tersebut menjadi sebuah novel.






B.       ALUR
Novel Ungu Violet karya Miranda ini menggunakan alur penyingkapan rahasia dan alur sentimental. Alur penyingkapan rahasia adalah alur yang menceritakan tentang pelaku yang tidak mengetahui kondisi tokoh tetapi lama kelamaan dalam perjalanan cerita dapat menyikapkan rahasia pribadinya.  Di dalam novel ini, Kalin sebagai tokoh utama tidak mengetahui keadaan Lando yang sebenarnya. Kalin tidak mengerti mengapa Lando sering meminum obat-obatan yang Lando bilang itu vitamin.
Selain itu Kalin pun tidak mengerti mengapa Lando tiba-tiba meninggalkan dia tanpa sebab. Tetapi ternyata di akhir cerita semua rahasia Lando terungkap, Lando menderita kanker otak dan diperkirakan umurnya tak bertahan lama. Karena itulah Lando ditinggalkan Rara mantan kekasihnya dan karena itulah Lando meninggalkan Kalin, karena tidak ingin membuat Kalin kecewa.
Alur sentimental adalah kebalikan dari melodramatis. Tokoh utama (cantik, ganteng) yang lemah yang mengalami serentetan kemalangan, tetapi justru memperoleh kemenangan, kejayaan di akhir cerita. Dalam novel ini diceritakan tentang kemalangan Kalin yang ditinggalkan oleh Lando sebagai seorang lelaki yang ia cintai, lalu eyang yang ia sayangi meninggal dunia sehingga Kalin hidup sebatang kara, kemudian Kalin mengalami kecelakaan yang membuat dia buta. Namun pada akhirnya, Lando datang kembali ke kehidupan Kalin dan terus menyemangatinya, dan tidak terduga Kalin  mendapatkan kejutan istimewa yaitu donor mata dari fansnya, Kalin pun dapat melihat kembali.

C.      TOKOH/PENOKOHAN
1.      Lando
Ø Jenis Tokoh : tokoh utama, bulat/kompleks, berkembang, real, individual.
Ø Perwatakan :
a.       Fisiologis : tinggi, kurus, ganteng, keren.
“Tapi orangnya keren lho, mbak....”
b.      Sosiologis : peduli terhadap hal-hal di sekitarnya, pandai bergaul, seorang fotografer.
“Lando laki-laki baik. Ia punya pemikiran yang dalam tentang hidup dan kepedulian tinggi terhadap hal-hal disekitarnya.”
c.       Psikologis : berani, penyayang, baik, sabar, senang menggoda, keras kepala.
“Mo nusuk gue, lo? Lo pikir gue takut? Tanpa ragu, Lando keluar dari deret kursi.”
Ø Metode Penokohan :
a.       Dramatik : “ooh, yaa, terserah kamu. Kan kamu yang menjalani. Kalo   menurutku sih, baik-baik aja. Jawabnya sengaja menggoda.”
b.      Kontekstual : gue tau lo adalah fotografer yang berbakat, lebih dari sekedar fotografer model, menurut Rudi.

2.      Kalin
Ø Jenis Tokoh : tokoh utama, bulat/kompleks, berkembang, real, individual.
Ø Perwatakan :
a.       Fisiologis : cantik, tinggi, rambut panjang, make up minimalis, 20 tahun.
“Nama gadis itu Kalindamarita. 20 tahun. Orang-orang memanggilnya Kalin. Proporsi mata, hidung, dan bibir yang terlalu pas membuatnya masuk kategori cantik.”
b.      Sosiologis : petugas loket busway, model, artis.
“orang-orang akan bertanya kenapa gadis secantik itu jadi petugas loket busway?”
c.       Psikologis : baik, ramah, manja, pemalu, kurang percaya diri, kekanakan, tidak suka menjadi fokus perhatian.
“Do, aku malu. Cuma pake pakaian kayak gini. Seragam busway pula.”
Ø Metode Penokohan :
a.       Dramatik : “Duh,, mata teduh yang kekanakan itu.. lando merasa dadanya berdesir hangat.”
b.      Kontekstual : “orang-orang akan bertanya kenapa gadis secantik itu jadi petugas loket busway?”
c.       Diskursif : “Nama gadis itu Kalindamarita. 20 tahun. Orang-orang memanggilnya Kalin. Proporsi mata, hidung, dan bibir yang terlalu pas membuatnya masuk kategori cantik.”
3.      Rara
Ø Jenis Tokoh : tokoh tambahan, pipih/sederhana, tetap, real, individual.
Ø Perwatakan :
a.         Fisiologis : cantik
b.        Sosiologis : mantan kekasih Lando
“Keinginanku sederhana, Do. Aku Cuma pengen punya suami baik-baik.. hidup bahagia, punya anak-anak darinya... aku orang biasa. Aku pengen menikah dengan orang biasa.”
c.         Psikologis : gadis lugu, pola pikir sederhana, jarang menangis.
“Lando merasa cukup mengenal Rara : gadis lugu dengan pola pikir sederhana.”
Ø Metode Penokohan :
a.         Dramatik : “gadis kebanyakan yang jarang menangis, juga karena jarang menemukan alasan untuk menangis.”
b.        Diskursif : “Lando merasa cukup mengenal Rara : gadis lugu dengan pola pikir sederhana.”
4.      Eyang
Ø Jenis Tokoh : tokoh tambahan, pipih/sederhana, tetap, real, individual.
Ø Perwatakan :
a.         Fisiologis : pipi keriput, kaki terpogoh.
b.        Sosiologis : neneknya Kalin
“nenek Kain mengeluh. Ia menyesal karena sepanjang iupnya ia tidak bisa terlalu dekat dengan Kalin. Juga anaknya sendiri, Karin.”
c.         Psikologis : cerewet, mempunyai tawa yang khas, penyayang, ambisius.
“Kalin bisa mendengar tawa neneknya yang khas. Tajam, riuh, dan berirama.”
Ø Metode Penokohan :
a.       Dramatik : “meski neneknya adalah orang tua yang ambisius, yang selalu memaksa anak dan cucunya menjadi apa yang dia inginkan.”
b.       Kontekstual : “itu cucumu dari anak yang mana, Dy? Kata tante Wilhelmina.”
c.       Diskursif : ““Kalin bisa mendengar tawa neneknya yang khas. Tajam, riuh, dan berirama.”
5.      Rizal
Ø Jenis Tokoh : tokoh tambahan, pipih/sederhana, tetap, real, individual.
Ø Perwatakan :
a.       Fisiologis : maskulin, dandanan metroseksual.
“Seorang laki-laki maskulin dengan dandanan metroseksual keluar dari mobil.”
b.      Sosiologis : manajer Kalin yang menaruh hati pada Kalin
“Rizal adalah manajer Kalin. Tapi lebih dari itu Rizal selalu menganggap hubungan mereka adalah hubungan spesial.”
c.       Psikologis : suka mengatur, so tau.
“Yang paling tau gue? Siapa elo?”
Ø Metode Penokohan :
a.         Dramatik : “Nggak mungkin Lin, aku udah konfirm ke Ocay kalo lo bakalan datang. Lagian ga enak hon, dia akan udah sponsorin acara malam dana yang kamu bikin kemaren, jawab Rizal dengan nada tanpa kompromi.”
b.        Kontekstual : “Kalin ganti mencibir mendengar Rizal. Berada di antara kalangan A+ itu tak jarang membuatnya gerah.”
c.         Diskursif : “Seorang laki-laki maskulin dengan dandanan metroseksual keluar dari mobil.”
6.      Suster Peri
Ø Jenis Tokoh : tokoh tambahan, pipih/sederhana, tetap, real, individual.
Ø Perwatakan :
a.       Fisiologis : wajah dan tubuhnya mungil.
“Aku mencoba mereka-reka wajah dan tubuh mungilnya dalam kepalaku.”
b.      Sosiologis : suster yang merawat Kalin
“Suster Peri ya? Suster Aminah, Non. Bukan peri.”
c.       Psikologis : lembut, baik hati.
“Non Kalin mau jalan-jalan? Terdengar suara lembut bertanya padaku.”
Ø Metode Penokohan :
a.         Dramatik : “Non Kalin mau jalan-jalan? Terdengar suara lembut bertanya padaku.”
b.        Kontekstual : “Baik, Nona Bidadari. Sabar ya aku panggil Suster Peri dulu. 
c.         Diskursif : “Aku mencoba mereka-reka wajah dan tubuh mungilnya dalam kepalaku.”

7.      Dr. Astrid
Ø Jenis Tokoh : tokoh tambahan, pipih/sederhana, tetap, real, individu.
Ø Perwatakan :
a.         Fisiologis : perempuan berkacamata
“Hati-hati kupasang kacamata baca yang menggantung di dadaku.”
b.      Sosiologis : dokternya Lando
“Laki-laki itu masuk dalam daftar pasien istimewaku.”
c.       Psikologis : baik, jujur, cuek.
“penanda pesan masuk di ponselku berbunyi. Seperti biasa, aku tak terlalu ingin tahu.”
Ø Metode Penokohan :
a.       Kontekstual : “Pagi Dok, apa kabar?”
b.      Diskursif : “Hati-hati kupasang kacamata baca yang menggantung di dadaku”
8.      Ibu Pendonor
Ø Jenis Tokoh : tokoh tambahan, pipih/sederhana, tetap, real, individu.
Ø Perwatakan :
a.       Fisiologis : bermata sipit,putih.
“Seorang ibu berkebangsaan Tionghoa berdiri, menatap haru. ”
b.      Sosiologis : Ibunya pendonor mata Kalin.
c.       Psikologis : baik, jujur, cuek.
“penanda pesan masuk di ponselku berbunyi. Seperti biasa, aku tak terlalu ingin tahu.”
Ø Metode Penokohan :
a.       Kontekstual : “Pagi Dok, apa kabar?”
b.      Diskursif : “Hati-hati kupasang kacamata baca yang menggantung di dadaku”

D.      LATAR
a.       Ruang dan Tempat :
-          Apartemen Lando
“Ia menyeret langkah, dengan mug berisi kopi masih mengepul di tangan. Menaiki tangga menuju roof top apartemen.” (hal 2)
-          Kostan Rara
“Ketika taksi yang membawanya berhenti di depan sebuah kos-kosan mewah di daerah Pedurenan, Lando hamper tak bias menahan langkah tergesa menuju kamar Rara.” (hal 7)
-          Stasiun Kereta Api
“Diantara arus manusia hilir mudik, petugas stasiun kereta api meniup peluit yang memekikkan lengkingan panjang ...” (hal 12)
-          Di dalam bus
“Lando tersenyum tipis dalam bus yang membawanya pulang.” (hal 15)
-          ­Di Ruangan Redaktur Majalah Cantik
“Laki-laki itu adalah Rudi. Redaktur foto majalah Cantik. Lando hanya tersenyum dingin. Tak berniat menjawab.”(hal 22)
-          Rumah Nenek
“Dari kejauhan,  terlihat rumah neneknya terang-benderang.” (hal 26)
-          Warung Kopi
“Lando berjalan menuju warung kopi langganannya, di salah satu belokan jalan Sudirman.”(hal 28)
-          Loket Busway
“Lando menyelinap masuk kedalam antrian di muka loket busway.”(hal 32)
-          Kamar Kalin
“Kalin membalik tubuh. Berbaring. Menikmati hawa dingin hujan yang lesap kedalam kamar ...” (hal 52)
-          Rumah Sakit
“Ruang gawat darurat rumah sakit. Kalin duduk dengan wajah penat di samping tempat tidur.”(hal 54)
-          Supermarket
“Matanya liar dan gugup memandang ke seputar area supermarket.”(hal 66)
-          KafeWaroeng
“Titik-titik gerimis yang jatuh di permukaan kaca kafe waroeng membuat pemandangan di luar kafe terlihat blur dari dalam.” (hal 79)
-          Sebuah Agency
“Lando memandang rumah itu sekali lagi. Tampak sepi. Tapi beberapa agency memang tidak terlihat seperti kantor yang sibuk.” (hal 107)
-          Agency Citra Lintas
“Jadi ke Citra Lintas, Lin?” (hal 110)
-          Pantai Anyer
“Pantai Anyer, pertengahan Agustus yang cerah. Seorang gadis berbalut pakaian longgar dari chiffon lembut berbordir motif etnik ...” (hal 159)
-          Tempat Parkir
“Pada tempat parker tak berapa jauh dari lokasi syuting, sebuah land cruiser berhenti.” (hal 160)
-          Sebuah cafe
“Malam hari  yang sama, pada sebuah perayaan di sebuah cafe.” (hal 165)
-          Halte
“Di halte, ketika menunggu bus yang akan membawanya ke tempat Rio, sosok merah itu terus mengganggunya.”(hal 169)
-          Fashion Cafe
“Malam itu, di Fashion Cafe. Kalin duduk gelisah.”(hal 180)
-          Apartemen Kalin
“Kalin memulai harinya, seperti biasa dengan mengayun langkah di treadmill. Tiga puluh menit sehari. Di menit ke dua puluh tujuh, terdengar bel apartemennya berdentang.” (hal 189)
-          Gedung Resepsi
“Diantara lalu-lalang tamu yang mengalir berdatangan memasuki gedung, Lando berdiri di luar. Menunggu kedua mempelai datang.”(hal 193)
-          Kompleks Pemakaman
“Sekumpulan manusia dalam pakaian hitam berkabung mengelilingi peti jenazah Eyang. Kompleks pemakaman tampak sepi.”(hal 199)
-          Restoran Scuzza
“Restoran Scuzza, seminggu kemudian. Sebotol red wine berputar, dari bibir satu gelas ke gelas lain.” (hal 210)
-          Jalan Raya
“Disusul jerit Kalin dan debum tubuhnya mencium aspal jalan bercampur suara gelas pecah berkeping.” (hal 220)
b.      Waktu :
-          Pagi Hari
“Kepalanya terasa berat. Setiap pagi. Beban yang sama, yang menggendam otaknya.” (hal 1)
-          Senja
“Senja sudah beranjak malam ketika Lando akhirnya memutuskan untuk membiarkan gelisah dalam hatinya keluar memburu jawaban.”(hal 9)
-          Jam delapan malam
“Di sebuah gang sempit, jam delapan malam, Kalin berjalan lambat-lambat.” (hal 26)
-          Tengah hari
“lewat tengah hari, Lando menghabiskan waktu menunggu telepon dari Kalin dengan berdiam di apartemen.”
-          Sore
“suatu sore, ketika matahari merebahkan bayang panjang pohon yang berbaris di tepian taman.” (hal 95)

E.       TEMA
Novel Ungu Violet ini bertemakan tentang percintaan. Percintaan antara Lando dan Kalin yang awalnya ditentang oleh diri Landonya sendiri karena rasa trauma terhadap masa lalunya bersama Rara. Lando tidak mau wanita yang ia cintai merasa sedih dan  tidak bahagia jika hidup bersama dia. Karena Lando tahu bahwa kesehatannya akan semakin menurun dan umurnya tidak akan lama. Namun karena kekuatan cintanya yang besar kepada Kalin, Lando pun memutuskan untuk kembali kepada Kalin dan menjalani waktu sempitnya bersama Kalin agar terasa semakin berarti.

F.       TIPE
Novel ini termasuk kedalam tipe sosial, yang menonjolkan tentang kehidupan sosial masyarakat di zaman yang sudah modern. Menceritakan tentang gaya hidup seorang penderita kanker otak, tentang

G.      NILAI
Di dalam novel ini terdapat nilai sastra, nilai sosial,dan niai moral.

H.      FUNGSI
Di dalam novel ini terkandung beberapa fungsi yaitu:
v  Fungsi Eksperensial    : Pengalaman hidup tokoh utama yaitu Kalin sebagai seorang penjaga loket busway menjadi seorang model terkenal. Dan Lando seorang fotografer yang tidak pantang menyerah walaupun dilanda penyakit keras.
v  Fungsi Informatif        : Memberikan informasi bahwa pada tahun 2000an merupakan awal zaman modern yang sudah  lebih maju dan terkontaminasi budaya barat.
v  Fungsi Penyadaran      : Memberikan penyadaran kepada pembaca bahwa sebagai manusia kita tidak boleh menyerah untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan, tetap semangat, jujur.
v  Fungsi Rekreatif         : Setiap karya sastra pasti berfungsi menghibur.

I.         FUNGSI PENGALAMAN
Pengalaman yang bisa didapat dari novel ini yaitu pengalaman humanistis,
pengalaman etis-moral, dan pengalaman literat-estetis.