FONOTAKTIK
MAKALAH
diajukan
untuk memenuhi salahsatu tugas matakuliah Fonologi
dari dosen
Drs.
Encep Kusumah, M.Pd.
disusun
oleh:
Abdillah Al Hafidz NIM 1102448
Alifah Nurfajrina NIM 1100348
Anggita Dewi Pratiwi NIM 1100921
Herlangga Juniarko NIM 1104108
Himmah Rahmawati NIM 1104818
Indra Prayoga NIM 1106104
Irene Mutiara Khaeranti NIM 1105288
Nur Fitri Wulansari NIM 1102489
Riyan Nugraha NIM 1106264
Siti Restu Mariam NIM 1101923
PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2011
A.
PENDAHULUAN
Bahasa sebagai alat
untuk ekspresi diri dan sebagai alat komunikasi adalah fungsi bahasa secara
sempit. Fungsi bahasa secara luas adalah untuk mengadakan integrasi dan
adaptasi sosial, dan untuk mengadakan kontrol sosial. Menurut Moeliono, Setiap bahasa
mempunyai ketentuan sendiri yang berkaitan dengan kaidah kebahasaannya,
termasuk di dalamnya kaidah deretan fonem. Kaidah yang mengatur deretan fonem
mana yang terdapat dalam bahasa dan mana yang tidak dinamakan fonotaktik.
Dalam bahasa lisan, kata umumnya terdiri atas
rentetan bunyi yang satu mengikuti yang lain. Bunyi-bunyi itu mewakili
rangkaian fonem serta alofonnya. Rangkaian fonem itu tidak bersifat acak,
tetapi mengikuti kaidah tertentu. Kaidah yang mengatur penjejeran fonem dalam
satu fonem dinamakan kaidah fonoaktik (Alwi, 2003: 28). Rangkaian fonem yang
akan diteliti dalam penelitian ini yaitu mengenai pola-pola fonotaktik
B.
PEMBAHASAN
FONOTAKTIK
Setiap bahasa mempunyai ketentuan sendiri yang berkaitan dengan kaidah
kebahasaannya, termasuk di dalamnya kaidah deretan fonem. Kaidah yang mengatur
deretan fonem mana yang terdapat dalam bahasa dan mana yang tidak dinamakan
fonotaktik. (Moeliono,
1993 : 52).
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
fonotaktik adalah urutan fonem yang dimungkinkan dalam suatu bahasa atau
deskripsi urutan fonem. Sedangkan menurut Kamus
Linguistik fonotaktik adalah urutan fonem yang dimungkinkan dalam suatu
bahasa atau gramatika stratifikasi sistem dalam pengaturan stratum fonemik.
Gramatika stratifikasi adalah tingkatan gramatikal dimana gramatikal hanya
terdapat pada morfologi dan sintaksis, sedangkan fonotaktik hanya terdapat pada
fonologi.
Ada
pula yang mengatakan bahwa Fonotaktik adalah bidang fonologi
atau fonemik yang mengatur tentang penjejeran fonem dalam kata. Contohnya, kata
pertandingan memiliki 12 fonem. Jejeran fonem dari kata tersebut adalah
/p,e,r,t,a,n,d,i,n,g,a,n/.
Maka
dapat disimpulkan bahwa Fonotaktik ialah cabang
fonologi yang berkenaan dengan gabungan fonem yang dibenarkan dalam sebuah
bahasa.
Kaidah fonotaktik
merupakan kaidah-kaidah yang mengatur urutan atau hubungan antara fonem-fonem
suatu bahasa. Fonotaktik mempunyai pola yang terkait dengan pola penyukuan kata
dan pergeseran bunyi yang menimbulkan
variasi bunyi satu fonem yang sama.
Bahasa Indonesia juga mempunyai
kaidah semacam itu. Kaidah fonotaktik itulah yang menyebabkan kita dapat
merasakan secara ituitif bentuk mana yang berterima (kelihatan seperti kata
Indonesia) , meskipun belum pernah kita dengar/lihat sebelumnya dan mana yang
tidak berterima.
Pola fonotaktik adalah kaidah
pergeseran bunyi dalam pelafalan kata, baik kata dasar atau kata turunan akibat
pengaruh bunyi yang ada di lingkungannya (baik sebelum dan sesudahnya).
Pergeseran ini menimbulkan variasi bunyi dari satu fonem yang sama.
Kekangan fonotaktik adalah khusus
bahasa. Misalnya, dalam bahasa Jepang, gugus konsonan seperti /st/ tidak
dibenarkan, walaupun ia dibenarkan bahasa Inggris. Serupa juga, bunyi /kn/ dan
/ɡn/ tidak dibenarkan di pangkal perkataan Inggris Modern tetapi dibenarkan
dalam bahasa Jerman dan bahasa Belanda, serta juga pernah dibenarkan dalam
bahasa Inggris lama dan bahasa Inggris pertengahan.
Fonotaktik ialah cabang fonologi yang berkenaan dengan pengehadan terhadap gabungan
fonem yang dibenarkan dalam sebuah bahasa. Menurut
Djoko kentjono, kaidah
fonotaktik yakni aturan dalam merangkai fonem untuk membentuk satuan fonologis
yang lebih besar, misalnya suku kata. Pola fonotaktik
adalah kaidah pergeseran bunyi dalam pelafalan kata, baik kata dasar atau kata
turunan akibat pengaruh bunyi yang ada di lingkungannya (baik sebelum dan
sesudahnya). Pergeseran ini menimbulkan variasi bunyi dari satu fonem yang
sama.
Fonotaktik antara bahasa yang
satu dengan bahasa yang lain memiliki kekhasan, misalnya bahasa Indonesia dan
bahasa Inggris, bahasa Indonesia pada mulanya tidak memiliki gugus konsonan
/str-/ sedangkan bahasa Inggris memiliki gugus konsonan /str-/, karena
fonotaktik memiliki perkembangan gugus konsonan /str-/ yang pada umumnya tidak
terdapat dalam bahasa Indonesia, karena kontak antara bahasa yang terus-menerus
memungkinkan gugus konsonan /str-/ ini ada dalam bahasa Indonesia.
Umumnya,
peraturan fonotaktik berkisar pada hierarki kenyaringan yang menetapkan bahawa
nukleus mempunyai kenyaringan yang maksimum, dengan kenyaringan menyusut selaras
dengan jaraknya daripada nukleus. Geseran aveolat tak bersuara [s] adalah lebih
rendah dalam hierarki kenyaringan, berbanding dengan malaran tak geser sisian
aveolar [l] dan justera itu, gabungan /sl/ dibenarkan untuk onset dan /ls/
dibenarkan untuk koda, tetapi /ls/ tidak dibenarkan dalam onset dan /sl/
dibenarkan dalam koda. Oleh itu, slips /slɪps/ dan pulse /pʌls/ adalah
perkataan Inggeris yang mungkin, manakala *lsips dan *pusl tidak.
Dalam
sesetengah kes, /s/ bersifat "tidak dapat dilihat" kepada hierarki
kenyaringan. Sebagai geseran, ia lebih nyaring berbanding dengan letupan /t/.
Sebaliknya, gabungan seperti [stil] yang mencabuli hierarki kenyaringan pernah
dilihat, malahan amat biasa, dalam bahasa Inggris. Sifat ini juga dilihat untuk
/s/ dan /z/ dalam banyak bahasa yang lain dan justera, merupakan sesuatu unsur
sejagad manusia.
Deretan fonem yang terdapat dalam
bahasa Indonesia cukup bervariasi seperti halnya deretan fonem bahasa-bahasa
lain yang ada di dunia ini. Deretan fonem tersebut meliputi deretan vokal,
deretan konsonan, dan deretan vokal dan konsonan dalam satu suku kata.
1. Deretan
vokal dalam bahasa Indonesia
Deretan vokal
biasa merupakan dua vokal yang masing-masing mempunyai satu hembusan napas dan
karena itu masing-masing termasuk dalam suku kata yang berbeda. Deretan dua
vokal yang terdapat dalam bahasa Indonesia adalah sebagai berikut:
/iu/ : tiup, iur, nyiur
/io/ : kios, radio, biola
/ia/ : tiap, dia, giat
/ei/ : mei
/ea/ : beasiswa, kreasi
/eo/ : feodal, beo, pemeo
/ae/ : daerah
Deretan vokal
di atas adalah deretan vokal yang lazim dan berterima dalam bahasa Indonesia.
Apabila ada bentuk/bunyi yang di dalamnya menggunakan deretan vokal tersebut
tidak akan terasa asing kita.
2. Deretan
konsonan dalam bahasa Indonesia
Seperti halnya
deretan vokal, deretan konsonan dalam bahasa Indonesia juga cukup bervariasi.
Adapun variasi dari deretan konsonan tersebut adalah :
a. Deretan konsonan dalam satu suku kata
1). Jika dua konsonan berderet dalam satu suku kata yang sama, maka konsonan
yang pertama hanyalah /p/, /b/, /t/, /k/,
/g/, /f/, /s/, dan /d/, sedangkan konsonan yang kedua hanyalah /l/, /r/, /w/,
atau /s/, /m/, /n/, dan /k/
/pl/ : pleonasme,
pleno, taplak
/bl/ : blangko,
gamblang
/kl/ : klinik,
klasik
/gl/ : global,
gladi
/fl/ : flamboyan,
flu
/sl/ : slogan,
Slip
/br/ : brantas,
obral, ambruk
/tr/ : tragedi,
mitra
/dr/ : drama,
drastis, adres
/kr/ : kriminal,
akrab, krupuk
/gr/ : gram,
granat
/fr/ : fragmen,
diafragma, frustasi
2). Jika tiga
konsonan berderet dalam satu suku kata, maka konsonan pertama selalu /s/, yang
kedua /t/ atau /p/, dan yang ketiga /r/ atau /l/.
/str/ : strategi,
instruksi
/spr/ : sprei
/skr/ : skripsi,
manuskrip
/skl/ : sklerosis
b. Deretan dua konsonan dalam suku yang berbeda adalah sebagai
berikut :
/mp/ : empat,
pimpin
/mb/ : ambil,
gambar
/nt/ : untuk,
ganti
/nd/ : indah,
pandang
/ňc/ : lancar,
kunci
/ňj/ : janji,
banjir
/ŋk/ : engkau,
mungkin
/ŋg/ : angguk,
tinggi
/ŋs/ : bangsa,
angsa, mangsa
/ns/ : insaf,
insan, insang
/rb/ : kerbau,
terbang, korban
/rd/ : merdu,
merdeka, kerdil
/rg/ : harga,
pergi, sorga
/rj/ : kerja,
terjang, sarjana
Dua variasi deretan konsonan tersebut di atas adalah
deretan konsonan yang lazim dan berterima dalam bahasa Indonesia.
3. Deretan
vokal dan konsonan dalam satu suku kata
Kata dalam bahasa Indonesia terdiri
atas satu suku kata atau lebih. Betapapun panjangnya suatu kata, wujud suku
kata yang membentuknya mempunyai struktur dan kaidah. Suku kata dalam bahasa
Indonesia terdiri atas vokal dan konsonan . Berikut adalah deretan vokal (V)
dan konsonan (K) yang membentuk suku kata dalam bahasa Indonesia beserta contoh
katanya:
a. V : a-mal, su-a-tu,
tu-a
b. VK : ar-ti, ber-il-mu,
ka-il
c. KV : pa-sar, sar-ja-na,
war-ga
d. KVK : pak-sa, ke-per-lu-an,
pe-san
e. KKV : slo-gan, kop-pra
f. KKVK : trak-tor, a-trak-si
g. KVKK : teks-til, kon-teks-tual,
mo-dern
h. KKKV : stra-te-gi, stra-ta
i. KKKVK : struk-tur, in-struk-tur
j. KKVKK : kom-pleks
k. KVKKK : korps.
Deretan vokal
dan konsonan yang membentuk satu suku kata seperti tersebut di atas itulah yang
berterima dalam bahasa Indonesia, selain itu tak berterima.
C.
SIM PULAN
Fonotaktik adalah cabang ilmu fonologi yang mempelajari
tentang gabungan fonem yang dibenarkan dalam sebuah bahasa. Semua bahasa pasti
mempunyai fonotaktik yang berbeda dan kekhasan masing-masing.
D.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen
Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar
Bahasa Indonesia Edisi IV.
Jakarta: Gramedia Pustaka Umum.
Kridalaksana,
Harimurti. 2009. Kamus Linguistik Edisi
IV cetakan II. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
Verhar,
J.W.M. 1982. Pengantar Linguistik. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.
Moeliono,
M. Anton (Peny.). 1993. Tatat Bahasa Baku
Bahasa Indonesia. Jakarta: Perum Balai Pustaka.
Dickins,
James. 1998. Extended Axiomatic
Linguistic. Berlin: Mouton De Gruyter.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar