v TEORI
SOSIOLOGI SASTRA
Menurut
Wikipedia Indonesia, Sosiologi berasal dari kata sos (Yunani) yang berarti
bersama, bersatu, kawan, teman, sedangkan logi (logos) berarti sabda,
perkataan, perumpamaan. Sastra berasal dari akar kata sas (Sansekerta) yang
berarti mengarahkan, mengajarkan, memberi petunjuk dan instruksi. Tra berarti
alat, sarana.
Sosiologi
adalah telaah tentang lembaga dan proses sosial manusia yang objektif dan
ilmiah dalam masyarakat. Seperti halnya sosiologi, sastra juga berurusan dengan
manusia dalam masyarakat sebagai usaha manusia untuk menyesuaikan diri dan
usahanya untuk mengubah masyarakat. Maka dapat disimpulkan bahwa sosiologi dan
sastra mempunyai objek yang sama yaitu manusia dan masyarakat.
Menurut
Wellek dan Warren dalam buku Djoko Damono tahun 2002, klasifikasi sosiologi
sastra adalah :
1. Sosiologi
pengarang yang mempermasalahkan status sosial, ideologi sosial, dan lain-lain
yang menyangkut pengarang sebagai penghasil sastra.
2. Sosiologi
karya sastra yang mempermasalahkan karya itu sendiri. Yang menjadi pokok
penelaahan adalah apa yang tersirat dalam karya sastra dan apa yang menjadi
tujuannya.
3. Sosiologi
sastra yang mempermasalahkan pembaca dan pengaruh sosial karya sastra. Sastra
ditulis untuk dibaca dan karya sastra tersebut memberikan implikasi terhadap sosial
kemasyarakatan.
v PUISI
Bayi
Lahir Bulan Mei 1998
Taufiq
Ismail
Dengarkan
itu ada bayi mengea di rumah tetangga
Suaranya keras, menangis berhiba-hiba
Begitu lahir ditating tangan bidannya
Belum kering darah dan air ketubannya
Langsung dia memikul hutang di bahunya
Rupiah sepuluh juta
Kalau dia jadi petani di desa
Dia akan mensubsidi harga beras orang kota
Kalau dia jadi orang kota
Dia akan mensubsidi bisnis pengusaha kaya
Kalau dia bayar pajak
Pajak itu mungkin jadi peluru runcing
Ke pangkal aortanya dibidikkan mendesing
Cobalah nasihati bayi ini dengan penataran juga
Mulutmu belum selesai bicara
Kau pasti dikencinginya.
Suaranya keras, menangis berhiba-hiba
Begitu lahir ditating tangan bidannya
Belum kering darah dan air ketubannya
Langsung dia memikul hutang di bahunya
Rupiah sepuluh juta
Kalau dia jadi petani di desa
Dia akan mensubsidi harga beras orang kota
Kalau dia jadi orang kota
Dia akan mensubsidi bisnis pengusaha kaya
Kalau dia bayar pajak
Pajak itu mungkin jadi peluru runcing
Ke pangkal aortanya dibidikkan mendesing
Cobalah nasihati bayi ini dengan penataran juga
Mulutmu belum selesai bicara
Kau pasti dikencinginya.
(Sumber :
Malu (aku) jadi orang Indonesia)
v PENERAPAN
KAJIAN SOSIOLOGI
1. Sosiologi
Berdasarkan Pengarang (Taufiq Ismail)
Sosiologi
berdasarkan pengarang sangat mempengaruhi suatu karya sastra yang dihasilkan.
Setiap pengarang akan menghasilkan karya yang berbeda-beda tergantung dari
status sosial pengarang, ideologi, usia, zaman, lingkungan tempat tinggal, dan
juga lingkungan pergaulan.
Menurut
Wellek dan Warren (1990:1 12), biografi pengarang adalah sumber utama, tetapi
studi ini juga meluas ke lingkungan tempat tinggal dan berasal. Dalam hal ini,
informasi tentang latar belakang keluarga, atau posisi ekonomi pengarang akan
memiliki peran dalam pengungkapan masalah sosiologi pengarang.
Taufiq Ismail tumbuh dalam keluarga guru dan
wartawan, ia sudah bercita-cita menjadi sastrawan sejak masih SMA dan semasa
kuliah ia aktif sebagai aktivis. Puisi-puisi Taufiq Ismail berisi tentang
semangat juang para pemuda untuk memperjuangkan perubahan-perubahan ke arah
yang lebih baik dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dalam puisi-puisinya,
Taufik Ismail selalu mencuatkan kritik-kritik sosial, politik, hukum, dan
ekonomi.
Taufiq
Ismail dikenal sebagai pelopor angkatan ’66 yang menyuarakan kritik sosial
melalui puisi. Pada tahun 1998, adanya aksi demonstrasi mahasiswa, Taufiq
Ismail kembali hadir dengan puisi-puisi yang bernada kritikan keras terhadap
kehidupan sosial.
2. Sosiologi
Karya Sastra yang Mempermasalahkan Karya
Itu Sendiri
Menurut
Wellek dan Warren (1990:122) yang menjadi pokok penelaahannya atau apa yang
tersirat dalam karya sastra dan apa yang menjadi tujuannya, pendekatan yang
umum dilakukan sosiologi ini adalah mempelajari sastra sebagai dokumen sosial
sebagai potret kenyataan sosial.
Sosiologi
Puisi Bayi Lahir Bulan Mei 1998 ini tertulis tahun “1998” berkaitan dengan
tragedi Trisakti 12 Mei 1998.
Penggunaan
kata “Belum kering
darah dan air ketubannya / Langsung dia memikul hutang di bahunya / Rupiah
sepuluh juta.” Kata-kata tersebut menceritakan tentang kondisi
krisis finansial asia pada Mei 1998 yang menyebabkan pemberontakan
besar-besaran di beberapa kota di Indonesia khususnya di jakarta, pemberontakan
yang dilakukan oleh mahasiswa-mahasiswa Trisakti.
3. Sosiologi
Sastra yang Mempermasalahkan Pembaca dan Pengaruh Sosial Karya Sastra
Saat
pembaca melihat judul yang terdapat Mei 1998 sudah pasti langsung mengetahui
maksud isi dari puisi ini. Karena tragedi Mei 1998 ini sangat bersejarah bagi
Indonesia dan hampir setiap generasi mengetahui karena selalu di bahas di
pelajaran sejarah Indonesia.
Pengaruh
sosial dari Puisi Bayi Lahir Bulan Mei 1998 ini bagi penyair, merasa prihatin
kepada generasi muda yang akan memikul beban negaranya. Terlebih pada bayi yang
baru lahir pada bulan dan tahun itu, bayi itu lahir dan harus menanggung beban
ekonomi. Krisis finansial yang terjadi pada tahun itu menyulitkan para orang
tua mengurusi anak-anak yang kebutuhannya lebih.
beuuuuuuuh si anggi pinter juga ternyata
BalasHapusoh iya doong haha.. join my blog doong :)
Hapus