Mulai usia 10 minggu, janin sudah
bisa mendengar suara-suara dari tubuh ibunya, seperti detak jantung, desir
aliran darah, dan bahkan belaian pada perut ibu. Selanjutnya, sekitar usia 16
minggu, janin mulai bisa mendengar suara-suara dari luar tubuh ibu. Itu bisa
dibuktikan dengan mengajak janin bicara ataupun memperdengarkan musik jenis apa
saja. Sebagai reaksi, ia akan bergerak-gerak yang menandakan otaknya dapat
menerima rangsangan dari luar.
Selain suara
ibu, ayah, atau kakak si bayi, musik adalah bentuk rangsangan yang paling
disarankan untuk memicu pertumbuhan sel otak janin.
Musik sangat berpengaruh terhadap perkembangan bayi dan anak, musik akan
memberi rangsangan-rangsangan positif kepada otak anak.
Musik akan memberikan efek
keseimbangan emosi dan ketenangan. Dengan demikian, setelah lahir ia akan
tumbuh menjadi anak yang tidak cengeng dan mudah berkonsentrasi. Dengan modal
ini, kemampuan bicaranya akan ikut terpacu, disusul kemampuan bersosialisasinya
yang muncul lebih cepat, dengan kemampuan berkonsentrasi yang tinggi, anak juga
lebih mudah menyerap informasi yang didapat dari lingkungan,semakin banyak
informasi yang dimilikinya, tentu semakin cerdas pula anak tersebut
Beberapa
penelitian membuktikan bahwa musik memberikan rangsangan-rangsangan yang kaya
untuk perkembangan kognitif, kecerdasan emosional, mengasah daya nalarnya dan
lainnya.
1.
Kognitif adalah
proses dan produk pikiran untuk mencapai pengetahuan yang berupa aktivitas
mental seperti mengingat, mensimbolkan, mengkategorikan, memecahkan masalah,
menciptakan dan berfantasi.
Penelitian menunjukkan bahwa musik dapat memberikan
rangsangan-rangsangan yang kaya untuk segala aspek perkembangan secara kognitif
dan kecerdasan emosional. Mengacu pada perkembangan kognitif dari Piaget
(1969) dalam teori belajar yang didasari oleh perkembangan motorik, maka salah
satu yang penting yang perlu distimulasi adalah keterampilan bergerak. Melalui
keterampilan motorik anak mengenal dunianya secara konkrit. Dengan bergerak ini
juga meningkatkan kepekaan sensori, dan dengan kepekaan sensori ini juga
meningkatkan perkiraan yang tepat terhadap ruang (spatial), arah dan
waktu.
2.
Kecerdasan
emosional adalah kemampuan mengenali emosi diri, yang merupakan kemampuan seseorang
dalam mengenali perasaannya sendiri sewaktu perasaan atau emosi itu muncul
dan mampu mengenali emosinya sendiri.
Evelyn Pitcer dalam Kartini (1982) mengatakan musik membantu remaja untuk
mengerti orang lain dan memberikan kesempatan dalam pergaulan sosial dan
perkembangan terhadap emosional mereka. Kecerdasan emosional perlu dikembangkan
karena hal inilah yang mendasari keterampilan seseorang di tengah masyarakat
kelak, sehingga akan membuat seluruh potensi anak dapat berkembang secara lebih
optimal.
Proses mendengar musik merupakan salah satu bentuk komunikasi afektif dan
memberikan pengalaman emosional. Emosi yang merupakan suatu pengalaman
subjektif yang terdapat pada setiap manusia. Untuk dapat merasakan dan
menghayati serta mengevaluasi makna dari interaksi dengan lingkungan, ternyata
dapat dirangsang dan dioptimalkan perkembangannya melalui musik sejak masa
dini.
Ø
Jenis Musik yang Cocok
Tidak semua
musik dianjurkan untuk diperdengarkan pada janin, bayi dan balita. Yang tidak disarankan
adalah musik dengan irama keras dan cepat, seperti irama rock, disco, serta
rap. Musik yang terlalu keras akan membuat mereka tegang dan gelisah, karna
itulah musik yang memiliki ketukan cepat dan keras tidak diperbolehkan
dperdengarkan kepada anak.
Sebaiknya
yang diperdengarkan kepada bayi dan anak adalah lagu klasik karna lagu klasik
bersifat lembut dan halus karna akan membuat janin dan anak akan merasa tenag
bila mendengarnya. Memilih lagu pun harus pada saat yang tepat contohnya saat
anak akan tidur perdengarkanlah lagu yang membuat anak relaks, dan sebaliknya
pada saat anak sedang beraktifitas perdengarkanlah lagu gembira yang akan
membuat anak bersemangat.
Musik klasik
bila rajin diperdengarkan pada janin akan baik hasilnya karna akan membuat
dapat memicu percabangan sel-sel otaknya, melatih konsentrasi, dan mengasah
daya nalarnya, dengan demikian, setelah lahir ia akan tumbuh menjadi anak yang
tidak cengeng dan mudah berkonsentrasi.
Ø
Faktor-faktor yang Menyebabkan Musik Berpengaruh pada
Perkembangan Janin dan Anak
Don Chambell dan
telah terbukti musik dapat dapat menstimulasi otak bayi agar lebih aktif saat
bermain. Musik yang lembut dapat membuat bayi tenang beristirahat sehingga
orang tuanya juga dapat beristirahat dengan baik.
Musik klasik umumnya digunakan mengingat dasar-dasarnya sendiri
menyerupai ritme denyut nadi manusia. Jenis ini lebih dimungkinkan untuk bisa
masuk dalam perkembangan otak, pembentukan jiwa, karakter, bahkan raga manusia.
Menurut penelitian, musik klasik yang mengandung komposisi nada berfluktuasi
antara nada tinggi dan nada rendah akan merangsang kuadran C pada otak. Sampai
usia 4 tahun, kuadran B dan C pada otak anak-anak akan berkembang hingga 80%
dengan musik. Jika kurang menyukai musik klasik, musik yang berirama tenang dan
mengalun bisa diperdengarkan pada janin, bayi dan anak-anak, musik ini pasti
tetap memberi pengaruh yang baik bagi perkembangan anak khususnya anak usia TK.
Jadi, Musik itu
sangat berpengaruh terhadap perkembangan bayi dan anak karena musik akan
memberi rangsangan-rangsangan yang baik untuk perkembangan otak. Hampir semua
jenis musik memberi pengaruh yang baik seperti musik klasik yang akan membuat
perasaan tenang yang berdampak besar saat anak tersebut tumbuh, namun ada pula
jenis musik yang tidak baik diperdengarkan kepada janin dan anak, seperti jenis
musik rock,disco, rap karna musik tersebut akan membuat perasaan anak menjadi
tidak tenang dan cenderung membuat anak gelisah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar